Minggu, 20 September 2009

Terkapar


setitik warna merah putih terlihat samar
bergerak bersama seperti kunang-kunang
ringan di antara hijau belukar
ke atas dan sesekali turun lagi
makin lama titik-titik itu semakin membesar
menghilangkan bentuk samar dari kejauhan
yang tak lagi benar dua warna keluar
tapi tiga warna hitam kecokelatan yang ku sadar
terus bergarak pelan memecah hijau lautan
yang meninggi tegak menyentuh awan
meski sudah tak sesamar tadi
tapi tetep tak terlihat meyakinkan
aku duduk dengan kaki kutekuk
menunggu jalas dari balik ragu
yang mulai hilang lagi
dan terhalang putih tak berabu
butir-butir mutiara alam jatuh menyimbah
mulai rapat dari sekat-sekat
membuat merh putih tak tersadar
dan mulai menghilang lebih dalam
langit mulai tersenyum lagi
menyibak kelopak kegelapan
yang hentikan air tangisan
dan benar membuat semua pudar
hey....!!!! itu merah putih benar
mulai mendekat dan membesar
dalam balut air tawar
agak terlihat begitu gusar
putih yang tak begitu putih
bercampur pekat warna tanah
merah yang tak yakin merah
pudar berputih akar
angin bertiup tersengal-sengal
membawa air putih kental
dan tanduk berimbun tajam
jatuh menimpa aral
aku melangkah memastikan
yang kulihat dari kejauhan
ternyata pencari kayu bakar
yang kelelahandan kehujanan
dengan kaus warna putih pudar
dan celana pendek merah memar
menyebut nama kehausan
dan mulai terkapar bundar

coban pelangi ....juni 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar