Kakiku melangkah pelan, di antara riuh kegelapan
Yang masih tatap berjuang, mengalahkan cahaya muram
Aku terhenti, kulihat bayangan di cermin
Yang membuatku sedikit berfikir, “Sepertinya, wajah itu tak asing denganku.”
Kudekati, kulangkahkan kaki, pelan sekali
Sekeras hati kucoba mengingatnya, kupaksa bekerja isi kepala
Tapi percuma, tak sedikit pun aku bisa mengingatnya
Tapi aku yakin, aku benar-benar pernah melihatnya
Kupandangi wajah itu, kucoba mengenalnya
Tapi, ku berhenti, kupalingkan wajahku, aku tak ingin melihatnya
Pemalas. Iya, wajah seorang pemalas
Yang tak mau mencoba, karena takut selalu berhasil mengalahkannya
Kulangkahkan kaki lagi, menjauh, memecah keheningan hati
Kulewati kursi-kursi tua, yang kurasa aku pernah berlari-lari mengelilinginya
Aku tersenyum, karena bisa sedikit mengingatnya
Sampai kulihat di ujung ruangan, di antara lemari tua
Siapa lagi itu, ku dekati sedikit berlari
Cermin tua, penuh sarang laba-laba
Wajah siapa lagi ini, sepertinya aku pun mengenalnya
Ku ingat lagi, tapi lagi-lagi aku tak menemukannya
Kubuang muka, aku berhenti mengingatnya
Wajah itu menggangguku
Bodoh, wajah orang bodoh
Yang menganggap dirinya mahluk paling pintar, tapi mudah sekali di bodohi
Lagi, dan lagi, sungguh bodoh sekali
Ku tinggalkan cermin tua yang penuh sarang laba-laba
Kembali kulangkahkan kaki,sedikit agak berlari
Tapi kaki ini berat, berat sekali
Wajah itu, wajah di cermin itu, aku pernah melihatnya
Ku berlari kembali, di mana bayangan-bayangan itu berada
Bayangan di cermin pertama, bayangan di cermin tua penuh sarang laba-laba
Ku dekati lagi, ku pandangi lagi
Tak butuh waktu lama , memang benar aku pernah melihatnya
Aku tersenyum lama, menggelikan sekali, bahkan sampai tertawa
Aku sudah mengingatnya
Bukankah bayangan di cermin itu adalah aku
Aku yakin itu adalah aku
.....juli 2010