Kamis, 07 Juli 2011

Sekenario Tuhan (Resensi Film [#2]: “21”)

Ben Campbell, seorang remaja jenius, mahasiswa MIT yang sedang menunggu diwisuda,  ingin masuk di  HARVARD MEDICAL  SCHOOL (sekolah kedokteran Harvard), namun membutuhkan biaya sekitar $300.000 yang tidak mungkin di penuhi oleh seorang remaja yang baru merayakan ulang tahunnya yang ke 21, yang hanya bekerja paruh waktu di sebuah toko pakaian. Satu satunya cara adalah dengan mendapatkan beasiswa ROBINSON yang tentu saja dengan persyaratan yang sama sekali tak mudah, Ben mungkin tak mempunyai masalah dengan prestasi , lulus tes pra kedokteran, IP 4.0 nilai MCAT 44, Presiden American Legion Match League, Menjadi asisten professor Wilkins dan Sanders, tapi Ben harus mempunyai sesuatu yang istimewa dan tentu saja berbeda dari 76 pendaftar beasiswa tahun ini yang mempunyai prestasi yang tentu saja sama mengagumkannya dengan Ben, dan hanya akan menerima satu orang saja.
Dan menurut Profesor Phillips dosen di Harvard yang ia temui, beasiswa Robinson hanya akan jatuh ke tangan orang yang bisa membuat terpana, orang yang bisa melompati jauh orang-orang sebayanya.

Kata dosen itu, Ben harus membuat makalah yang akan benar-benar bisa menjelaskan bahwa  dirinya sangat istimewa, pengalaman hidup apa yang membedakannya dengan mahasiswa lain. Dan saat dosen itu menanyakan tentang sesuatu yang akan membuatnya terpana, Ben terdiam.

“Pengalaman hidup” hal inilah yang tidak dipunyai ben. Sedangkan beasiswa tahun lalu di dapat oleh seorang imigran Korea yang hanya mempunyai satu kaki, yang tentu saja telah mengalami hal-hal yang luar biasa.

Tapi di sinilah kisah, pengalaman hidup Ben yang luar biasa baru di mulai.

Ben di ajak masuk kedalam sebuah pekumpulan rahasia di kampusnya yang beranggotakan Kianna, Fisher, Choi, dan Jill (wanita yang di sukai Ben) dan di ketuai oleh dosennya sendiri Professor Rosa atau yang lebih dikenal dengan micky untuk menggantikan jenius sebelumnya yang keluar karena di terima di GOOGLE. Perkumpulan ini memainkan permainan BlackJack yang di lakukan di Las Vegas seminggu sekali saat mereka sedang libur kuliah, mereka banyak memenangkan uang tapi bukan dengan keberuntungan, melainkan penipuan yaitu Menghitung kartu, dengan kecerdasan yang di punyai salah seorang dari mereka, dia mengingat kartu yang sudah keluar dan yang akan keluar dan dapat memperkirakan berapa besar kartu yang di perolehnya, mereka berkerja satu tim dalam setiap aksinya, ada yang bertugas memasang taruhan kecil, ada yang menjadi petaruh besar yaitu sang jenius, dan ada yang bertugas mengawasi, agar aksi mereka tak tertangkap oleh petugas Kasino, yang memasang teknologi canggih untuk mengetahui siapa yang benar-benar berjudi dan siapa yang berhitung.

Awalnya ben menolak, tapi karena dia merasa tidak akan bisa memperoleh beasiswa, Ben memutuskan untuk ikut agar bisa masuk kuliah kedokteran yang membutuhkan biaya 300 dollar.

Sampai suatu saat terjadi perselisihan antara Ben dan professor rosa, dan membuat perkumpulan ini bubar, dan yang terparah Ben kehilangan segalanya, wisudanya di tunda karena ulah professor rosa, ia kehilangan dua sahabat terbaiknya, uang tabungannya yang di sembunyikan di atap kamarnya habis di jarah oleh professor sehingga tak mungkin lagi masuk kedokteran. Akhirnya Ben sadar bahwa dia hanya di manfaatkan oleh Professor Micky Rosa, dan berniat membalas dan mengambil semua yang telah di rebut darinya
Ben berpura-pura ingin bergabung kembali, tapi dengan syarat prof. Rosa harus ikut bermain  denga dua petaruh besar dalam satu meja agar tak ketahuan oleh petugas, dan yang sebenarnya Ben ingin menjebak Micky  agar tertangkap oleh petugas casino Cole Williams yang telah lama memburunya, namun lagi2 Ben tak mendapatkan apa-apa dari hasil jarahan terakhirnya karena di ancam dengan pistol oleh Cole yang akan pensiun, dan ingin hidup dengan uang banyak di tangannya.

Ben Campbell memang kehilangan Uang ratusan ribu dollarnyanya sebanyak dua kali, tapi ada satu yang di dapatnya “Pengalaman Hidup”  yang di alaminya, pengalaman yang jauh melampaui orang-orang sebayanya. yang kemudian di ceritakan kepada Profesor Phillips untuk mendapatkan beasiswa, yang bukan hanya terpana saat mendengarnya, tapi sampai tak dapat berbicara.

**********************************

Sebuah film yang menunjukkan kepada kita, bahwa Allah punya sekenario yang luar biasa untuk mewujudkan mimpi kita asalkan kita mau berusaha, dan yang terpenting bahwa kita harus mensyukuri anugerah yang telah di berikan kepada kita, kita harus yakin bahwa setiap diri kita adalah mahluk yang luar biasa, yang telah di beri banyak kelebihan istimewa oleh tuhan, tapi kita lebih sering memikirkan kekurangan kita sehingga tak pernah tahu apa kelebihan kita, dan satu hal lagi bahwa sahabat, keluarga dan mimpi adalah sesuatu yang terlalu berharga untuk di bandingkan dengan uang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar